31 Maret 2009

Gaya Arsitektur Mediterania di Indonesia

Gaya arsitektur Mediterania hadir di Indonesia pada awal dasawarsa terakhir abad keduapuluh. Tanda-tanda ini mulai nampak pada beberapa pariwara di media masa diawal 1992. Beberapa pariwara menampilkan produk-produk realestat besar di Jakarta dengan menghadirkan gambar bangunan yang mulai menggunakan beberapa elemen asing yang terlihat berbeda dengan mode yang sedang berkembang saat itu. Diawal tahun 90-an, gaya arsitektur yang sedang marak adalah gaya country.
Ulasan gaya country ini juga marak pada media-media yang berkecimpung dibidang Interior, seperti majalah Asri, Properti, dan Laras. Keadaan ini berbalik setelah munculnya model baru yang dipasarkan realestat besar seperti Citraland, Dharmala Intiland, dan lain-lain. Ditambah lagi dengan kehadiran perancang-perancang asing, terutama dari Amerika Serikat yang juga menerjuni bidang properti.
Pemanfaatan para perancang asing dalam merancang sebuah kawasan permukiman tidak saja pada perancangan master plan saja, tetapi juga sampai pada perancangan unit-unit bangunan permukimannya. Pada tahun 1994, hampir dipastikan semua pariwara-pariwara tentang penawaran permukiman pada surat kabar nasional didominasi gaya arsitektur Mediterania. Menyusul kemudian Surabaya juga mulai memasarkan rumah-rumah dengan gaya ini. Maraknya gaya arsitektur ini terlihat pula pada pameran akbar yang diadakan serentak dienam kota besar di Indonesia. Ekshibisi yang bertajuk "Pameran Rumah Indonesia 97" diadakan serentak di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Ujung Pandang pada tanggal 21 - 30 Maret 1997. Pameran ini didominasi gaya arsitektur Mediterania.

Elemen-elemen Gaya Arsitektur Mediterania

Kolom
Spanyol, dengan mixed-history-nya, memilki sejumlah bentuk kolom dan penyangga (pier). Kolom pendukung yang sering digunakan adalah kolom yang terbuat dari batubata, sebagai bagian dari kolonade biasanya mengelilingi patio, kolom satu dengan yang lain dihubungkan dengan balok berbentuk semi sirkular (arches) dilengkapi dengan mahkota dan alas kolom sederhana.

Atap
Bangunan yang berarsitektur Mediterania menggunalan atap miring. Kuda-kuda kayu dengan penutup genteng "mission" yang berwarna merah digunakan saat gaya arsitektur ini berkembang di daerah California.
Bentuk atap yang biasa digunakan adalah bentuk atap pelana, meskipun disana-sini ditemukan bentuk atap perisai. Dan kebanyakan bangunan menggunakan tritisan yang dalam (deep eaves). Genteng yang menutup bagian atas listplank masih menyisakan listplank dibagian bawahnya.

Dinding
Bahan dinding yang menjadi ciri khas bangunan Mediterania adalah tanah liat yang dibakar (adobe), yang tiap kali disegarkan kembali dengan dicampur cat kapur (whitewasher). Di Amerika dinding batubata yang dibakar merupakan bahan bangunan pilihan dan penggunaan batu alam lebih banyak dipakai (terutama Mexico, Texas, California, dan juga New York).
Penggunaan bahan-bahan alam diselesaikan tanpa finishing. Apabila dinding tersebut diselesaikan, maka plesteran dibuat tidak rata sehingga menimbulkan karakter tekstur yang kasar. Karakter dinding yang berat hadir dengan adanya konstruksi dinding tebal.
Pada awalnya bangunan bergaya arsitektur Mediterania, memiliki citra polos dan sederhana. Ada yang menyebut bangunan asal Spanyol ini berwajah bleak and blare, kemudian terpengaruh warna-warna cerah Karibia. Kesan hangat bahkan panas akhirnya dihadirkan pula pada dinding bangunan dengan gaya arsitektur Mediterania ini. Permainan warna menghadirkan perbedaan pada rumah kalangan atas (yang cenderung memilih warna-warna pastel) dan kalangan bawah (yang lebih berani bermain-main dengan komposisi warna).

Jendela
Jendela-jendela biasanya berukuran relatif kecil dan berbentuk persegi panjang atau kotak-kotak kecil. Kadang-kadang dengan ujung bagian atas berbentuk lengkungan. Jendela biasanya dilengkapi dengan kisi-kisi yang terbuat dari kayu atau besi tempa. Angin-angin yang berbentuk lingkaran banyak juga menjadi bagian dari penampilan wajah bangunan berarsitektur Mediterania. Lubang pada dinding untuk keperluan jendela biasanya berupa bukaan relatif lebar, dihadirkan kotak-kotak persegi kecil sebagai pembagi. Angin-angin yang berbentuk lingkaran sering digunakan sebagai penghawaan pada atap dipasang pada bagian geuvel dekat dengan ujung atap bagian atas.

Pintu Masuk Utama
pintu masuk utama (doorway) memiliki bentukan terutama karena pengaruh-pengaruh Bizantium, Spanish Gotthic dan bentuk pintu masuk yang paling sering digunakan adalah bentuk Spanish Renaissance. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa pintu masuk utama berbentuk persegi empat biasa dengan angin-angin berbentuk semi-sirkular atau persegi empat. Pertemuan natar dinding dengan kusen, atau bagian akhir dari dinding yang bertemu dengan kusen, merupakan penebalan dari dinding sekeliling batasara dinding dengan kusen. Bentuk penebalan ini seperti sebuah bingkai pada lukisan. Bingkai atau frame pada lubang pintu ini tidak hanya pada pintu masuk utama saja, tetapi berlaku untuk semua pintu dan bahkan jendela.

Balkon
Balkon tipe continous biasanya ditemukan pada bagian patios atau courts, balkon ini biasanya digunakan untuk koridor terbuka yang menghubungkan dua sayap bangunan.

Gaya Arsitektur Mediterania

Sejarah Singkat Arsitektur Mediterania
Mediterania merupakan sebutan bagi wilayah-wilayah yang mengelilingi laut Tengah, yang wilayahnya meliputi 3 benua sekaligus.
Dari benua Eropa yang termasuk wilayah Mediterania
adalah Spanyol, Perancis Selatan, Italia, dan Yunani, sedangkan dari Asia adalah Turki dan Timur Tengah. Dari Afrika diantaranya Mesir dan seluruh negara di Afrika Utara. Namun dibelahan bumi lain sebutan Mediterania muncul. Gaya Arsitektur yang diproklamirkan, justru hadir jauh dari tempat lahirnya bentuk Arsitektur itu sendiri.
Gaya arsitektur yang dibawa oleh pendatang- pendatang kebangsaan Spanyol ke Amerika Serikat disebut Arsitektur Mediterania. Bangsa Spanyol datang ke Florida pada abad ke enambelas dengan membawa gaya arsitektur ke negara yang di ekspansinya. Zaman keemasan gaya arsitektur Mediterania berlangsung dibagian selatan Amerika Serikat, yang berlangsung pada dekade awal abad sembilan belas. Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa gaya arsitektur Mediterania merupakan gaya Arsitektur yang berasal dari Spanyol.
Perkembangan Gaya Arsitektur Mediterania
Kata "Mediterania" memberi kesan suasana langit yang biru dengan kehangatan sinar matahari. Ciri-ciri bangunan Mediterania memang sesuai bagi daerah-daerah yang beriklim panas. Keberadaan arsitektur Mediterania merupakan jawaban atasnya.
Keindahan tradisi Mediterania dengan karakter bangunan yang berdinding tebal untuk melindungi panas disiang hari namun tetap hangat dimalam hari, jendela-jendela kecil untuk menahan hawa panas, serta taman yang terlindung secara privacy didalam bangunan merupakan ciri khusus gaya arsitektur Mediterania yang telah berkembang secara berabad-abad.
Seni bangsa Spanyol termasuk didalamnya arsitektur Spanyol terpengaruh oleh seni-seni yang berasal dari Romawi seperti round-arched, rhythmic, dan kecintaan pada hangatnya sinar Matahari (sun loving).
Bentuk-bentuk rumah yang merupakan jawaban atas iklim Mediterania, seperti juga bentuk-bentuk rumah kota Yunani dan Romawi, memiliki wajah yang menurut Newcomb disebut sebagai "bleak and barefachada (face) to the street". Ekspresi wajah rumah tinggal ini diperkenalkan pula samapi ke Amerika Selatan, Mexico, Hindia-Belanda serta daerah-daerah pemukiman orang Spanyol dinegara lain.

30 Maret 2009

Arsitektur Metafora

Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan.
Metafora berasal dari bahasa latin yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata yaitu “metha” yang berarti : setelah, melewati dan “pherein” yang berarti :membawa.
Secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.
Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa, menurut Charles Jenks dalam bukunya “The Language of Post Modern” dimana Arsitektur dikaitkan dengan gaya bahasa, antara lain dengan cara metafora.
Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.

Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai jika :
1. mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.
2. mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.
3. mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya (dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru).

Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :
- memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.
- Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.
- Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya
- . Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif

Terdapat 3 kategori Metafora dalam Arsitektur :

1. intangible methaphors, (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti : individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.
2. tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.
3. combined methafors (metafora kombinasi), merupakan penggabungan kategori 1 dan kategori 2 dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.